Selasa, 11 Juni 2013

Gong Cik dan Beladiri Pencak Silat

PADI Production
Pencak-Pencik / Gong Cik - Lapak Seni Malem Suronan - Juwana

Di Jawa Tengah, tepatnya di kabupaten Pati di samping dikenal adanya Pencak sebagai bela diri, dikenal pula "Gong Cik"  atau "nCik / nCak-nCikPencak-Pencik / Mencik" (tari Pencak Silat). Begitu eratnya hubungan batin masyarakat Pati dengan seni Pencak Silat (Gong Cik), hingga  banyak anggota masyarakat Pati yang menghubungkan kata Gong Cik tidak dengan bela diri, akan tetapi dengan tari.

Gong Cik berasal dari kata "Gong" yang berarti nama alat musik tradisional (Gong), "Cik" merupakan kata dasar dari kata "Mencik" yang berarti pencak silat. diterjemahkan menjadi Tari Pencak. Tapi Kebanyakan para tokoh sepuh Pencak Silat di Pati kurang setuju jika Gong Cik disebut Tari Pencak, karena kata “tari” cenderung lebih menitikberatkan pada unsur tarinya, yaitu suatu seni yang menampilkan keindahan gerak meskipun gerakannya diambil dari unsur-unsur pencak silat. Ada sebagian orang berpendapat bahwa Gong Cik adalah bagian dari Pencak Silat dan bisa digunakan sebagai untuk membela diri jika dilatih dengan rutin.

Filosofi Pencak Silat Dalam Masyarakat Jawa

Filosofi Pencak Silat itu sendiri bagi masyarakat mengandung falsafah hidup bila digali dan dihayati merupakan teladanan dari para leluhur kita yg diwariskan kepada kita. Marilah kita mengkaji lebih dalam arti Pencak Silat itu sendiri..Pencak Silat dalam masyarakat Jawa khususnya memberikan makna hidup yang dalam. "Pen" yaitu ngepenke yang artinya bersungguh-sungguh, "cak" yaitu ngencakke yang berarti mengamalkan, "si" yaitu isi yang berarti muatan atau makna , "lat" yaitu ilat ( lidah ) atau ucapan.

Pencak Silat berarti ngepenke, ngencakke isining ilat. Yang mempunyai makna kita harus bersungguh-sungguh dalam mengamalkan semua ucapan yang telah terucap. Di sinilah Pencak Silat menitikberatkan pada rasa tanggung jawab kita dalam berucap untuk selalu berbuat. Apabila kita sudah bisa mengamalkan arti Pencak Silat maka kita layak disebut "Pendekar" yang mempunyai filosofi ngepenke, sumendhe karsaning Pangeran (Allah). Seorang Pendekar haruslah selalu ngepenke (sungguh-sungguh), sumendhe (bersandar), karsaning  Pangeran (Kehendak Illahi). Jadi seorang Pendekar bukanlah seorang jago dalam olah kanuragan dan mempunyai sifat adigang, adigung, adiguna. Namun seorang pendekar adalah orang yang mempunyai rasa tanggung jawab dalam semua ucapan dan tindakan karena kehendak Tuhan.

Pencak Silat dan Tari

Pencak Silat di Indonesia memiliki bermacam bentuk dan ragam yang lahir, hidup dan berkembang di masing-masing aliran dan perguruan Pencak Silat. Pada mulanya Pencak Silat diciptakan untuk membela diri, namun dalam perkembangannya, Pencak Silat dapat juga dijadikan sebagai sumber keindahan bentuk, gerak, irama dan ekspresi yang melukiskan adegan serang bela menggunakan tangan kosong maupun senjata.

Pencak Silat dan tari merupakan satu ekspresi yang berkaitan dan saling mengisi, karena keduanya menggunakan tubuh manusia sebagai materi pokok, disamping ketajaman pikiran dan perasaan yang selalu berdampingan sewaktu melaksanakan Pencak Silat atau menari, ditambah dengan ketahanan fisik dan keuletan menggarap teknis Pencak Silat dan tari. Banyak pakar tari yang merasakan kebutuhan untuk belajar Pencak Silat yang ternyata besar sekali manfaatnya bagi seorang penari.

Persamaan Pencak dan tari adalah keduanya menggunakan tubuh beserta bagian-bagian dari anggota badan manusia sebagai materi utama. Pembinaan fisik dan ekspresi banyak persamaannya, hanya penggunaannya yang berbeda. Pencak silat adalah olah tubuh dari rasa yang dipergunakan untuk membela diri, sedangkan tari adalah olah tubuh untuk mengekspresikan suatu keindahan yang bersifat spiritual dan melahirkan suasana yang semuanya lahir karena tradisi atau dari jiwa para seniman.

Pembinaan tubuh dan penguasaaan teknik gerak untuk Pencak Silat dan tari membutuhkan waktu dan ketekunan berlatih fisik secara kontinyu, karena ketahanan fisik merupakan syarat utama. Ketahanan dari teknik pernafasan, keterampilan gerak, juga keindahan gerak dan keluwesannya ada di dalam Pencak Silat dan tari. Gerak berat, ringan, tegang, lemah, cepat, pelan, dan berirama merupakan sarana-sarana latihan teknik tubuh yang harus dilaksanakan dengan baik dan teratur bagi seorang pesilat dan penari.

Keindahan langkah kaki, gerak tangan, posisi yang pasti, ketenangan dan ledakan-ledakan ekspresi gerak di samping kelembutan ada pada Pencak Silat dan tari. Maka pengaruh timbal balik antara Pencak sebagai beladiri dengan tari telah ada pada seni tari di Indonesia.

Gong Cik - Pencak Pencik - Gosek Tontonan - Trangkil - Pati


Asal Mula Gong Cik

Sejak kapan dan apa yang melatar belakangi munculnya Gong Cik? Hal ini memerlukan penelitian yang mendalam. Ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Gong Cik diciptakan sebagai kamuflase dari beladiri yang dilarang pada zaman penjajahan Belanda, di mana dinyatakan bahwa pada saat itu para Pendekar yang ingin menyebarkan Pencak Silat terbentur pada larangan yang dikeluarkan oleh pemerintahan kolonial, sehingga untuk menyiasatinya dibuatlah Gong Cik agar Pencak Silat tetap boleh diajarkan. Gong Cik ditampilkan kepada masyarakat umum sedangkan beladirinya tetap diajarkan secara sembunyi-sembunyi. Untuk kasus-kasus tertentu hal ini mungkin ada benarnya, namun bagi kasus yang lain pendapat ini belum tentu tepat.

Gong Cik dapat berkembang di perguruan bukan di aliran Pencak Silat, hal ini terjadi karena biasanya pada suatu aliran Pencak Silat sudah terdapat aturan baku baik dari segi filosofis maupun teknis yang tidak boleh diubah, ditambah maupun dikurangi oleh para pengikutnya. Berbeda halnya dengan di perguruan Pencak Silat yang dipimpin oleh Pendekar yang biasanya sudah mempelajari berbagai aliran, sehingga memiliki wawasan yang luas dan tidak terlalu kaku dalam mengembangkan Pencak Silat. Di dalam suatu perguruan biasanya teknik-teknik dari berbagai aliran selain tetap dipertahankan keasliannya namun tidak menutup kemungkinan kemudian dicoba dicampur sehingga menjadi bentuk baru yang menjadi ciri khas perguruan itu. Di sinilah banyak terjadi pengolahan teknik, termasuk pengolahan aspek seni dalam bentuk Gong Cik.


Struktur Koreografi dan Musik Tradisional Jawa pada Gong Cik di Kab. Pati

a. Koreografi Gong Cik
Sikap dan  gerakan dalam Pencak Silat sebagai beladiri dilakukan untuk melindungi diri dan menyerang,  sedangkan dalam Gong Cik sikap dan gerak dilakukan untuk kenikmatan penari yang bergerak mengikuti irama musik tradisional Jawa dan untuk kenikmatan yang menonton Gong Cik. Mudah dipahami kalau gerakan dan sikap dalam Gong Cik, walaupun bersumber pada beladiri namun memiliki perbedaan-perbedaan. Pada umumnya sikap dan gerakan dalam Gong Cik lebih terbuka, lebih distilasi dan dilakukan dalam irama yang metrikal.

Berdasarkan koreografi itu, Gong Cik adalah salah satu jenis kesenian yang kaya segi kreatifitasnya karena masing-masing perguruan memiliki gerakan Gong Cik yang berbeda walaupun berpatokan pada irama yang sama. Saat ini banyak koreografi yang merupakan variasi atau gabungan dari aliran-aliran yang lain.

b. Musik Tradisional Jawa
Adapun instrumen yang terdapat di dalam Gong Cik adalah sebagai berikut:

  1. Dua buah Kendang kecil (Kulanter). Kendang bertugas mengisi gerak dan mengatur tempo
  2. Sebuah Gedug sebagai pembakar semangat seolah-olah genderang perang
  3. Tiga buah Gong kecil (Genjur, Kening dan Kenong) sebagai pengatur irama, penegas lagu

Manfaat Gong Cik dalam Beladiri

Apakah Gong Cik dapat digunakan untuk membeladiri? Apakah setiap pesilat yang sangat bagus membawakan Gong Cik sudah pasti dapat melakukan pembelaan diri dengan baik? Jawabnya belum tentu. Seorang pesilat yang hanya belajar Gong Cik atau baru belajar Gong Cik pasti tidak akan bisa dijadikan sebagai alat pembelaan diri yang efektif. Jangankan Gong Cik, pesilat yang mampu memainkan jurus ganda dengan baik belum tentu juga mampu menggunakan teknik beladiri dengan baik. (Penampilan kategori ganda atau berpasangan adalah latihan atau peragaan berpasangan dari pesilat yang menampilkan serang bela. Di dalam ganda masing-masing pesilat saling memberi kesempatan kepada mitranya untuk menggunakan jurusnya yang sudah diatur sebelumnya).

Dengan ganda pesilat belajar perbendaharaan teknik Pencak Silat dalam hal belaan dan serangan. Mengasah untuk saling memberi dan toleransi kepada mitranya, melatih timing yang tepat dalam bergerak. Dengan belajar usik/beladiri, kita dituntut untuk dapat menghadapi serangan apapun dalam situasi apapun. Tidak ada aturan dalam usik, tujuan utamanya adalah mampu mengalahkan lawan. Jadi semua memiliki porsinya masing-masing.

Sebenarnya di dalam Gong Cik, teknis Pencak Silat sudah cukup lengkap, mulai dari jurus, kuda-kuda, pasang, perpindahan posisi, hingga pola langkah. Tapi memang, di dalam Gong Cik dimasukkan elemen kembangan untuk mempermanisnya, yang kadang memang lebih banyak didominasi unsur tarian. Seorang pesilat yang telah menguasai Gong Cik dengan baik harus melalui tahapan tertentu dengan metode latihan tertentu pula agar mahir pula dalam membela diri, tidak cukup hanya mempelajari Gong Cik terus menerus.

Pesilat yang telah mengetahui aplikasi dari Gong Cik yang dibawakannya akan lebih menghayati setiap gerakannya. Penempatan tenaga antara lemas/rileks dan keras akan semakin baik, demikian juga penggunaan ekspresi akan lebih gereget karena pesilat tersebut sedang membayangkan seolah-olah sedang menghadapi lawan.
...

Gong Cik harus dipandang sebagai bagian integral dari suatu ilmu Pencak Silat di suatu perguruan, sehingga akan banyak manfaat yang bisa diambil dari mempelajari Gong Cik. Keberadaan Gong Cik di perguruan Pencak Silat tergantung pada kebijakan perguruan itu sendiri. Jika secara tradisi di suatu perguruan diajarkan Gong Cik, maka hal itu patut dilestarikan keberadaannya bahkan harus lebih dikembangkan lagi dengan menciptakan gerakan-gerakan Gong Cik yang baru disesuaikan dengan kebutuhan

Gong Cik jika ditempatkan pada tempat semestinya akan banyak manfaatnya yang bisa diambil. Namun paling tidak, dengan mempelajari Gong Cik kita sudah turut melestarikan salah satu seni budaya peninggalan para Pendekar pendahulu kita.

Bagikan :

0 komentar to “Gong Cik dan Beladiri Pencak Silat”

Posting Komentar

Terima kasih Anda berkomentar dengan bijak. Mohon maaf, untuk spammer, junker dan sejenisnya tidak ditoleransi di sini.